Cara Orang tua mendisiplinkan anak yang sensitf
Watak dan perangai dari anak kita juga seperti orang dewasa bermacam-macam mulai yang pendiam sampai pemarah , mulai yang biasa , aktif sampai hyperaktif tentunya orang tua berharap anaknya menjadi anak yang baik, kreatif, pintar dan penurut pada orang tua, Dan tentunya watak serta perangai anak yang sudah dimiliknya menentukan gaya kedisiplinan apa yang baik, yang oleh orangtua diterapkan padanya. Pada anak yang agresif, gaya yang ketat lah yang bisa dipilih, untuk anak yang periang humor dan canda penuh keakraban biasanya berhasil, Khusus buat anak yang sensitif (perasa) pendisiplinan yang lembut mungkin cara yang tepat untuk digunakan.
Pendisiplinan yang lembut tentu tidak berarti, anda tidak bersikap tegas kepada anak yang sensitif,bersikap lembut adalah memberi nuansa kelembutan setiap kali akan menanamkan disiplin terutama sekali saat anak melanggar peraturan, Nah bila hendak menanamkan disiplin pada sikecil yang sensitif ha-hal berikut ini bisa menjadi pertimbangan :
- Ajak Anak Menerima, Buatlah Sikecil dapat memahami, mengingat dan menerima peraturan yang anda buat, ini akan membantunya melaksanakan dengan baik, sehingga memperkecil peluang anda untuk memarahinya.
- Jangan Banyak Aturan, Sebaiknya anda tidak membuat terlalu banyak peraturan, Peraturan yang banyak membuat sikecil tertekan, Apalagi jika itu berupa larangan , jangan begini, jangan begitu dll.
- Jangan Langsung Memarahi, Jika si kecil melakukan pelanggaran, tahanlah diri anda untuk tidak membentak, berteriak atau bicara kasar, koreksilah kesalahannya dengan kata-kata yang lembut tapi tegas.
- Jangan Langsung Mengecam, Hindarilah kecaman atau kritikan yang mengarah langsung pada sikecil seperti " Kamu kok jahat sih?" atau " Teganya Kamu mukul adiknya sendiri", dan tentunya sikecil bisa menganggap sebagai tuduhan atau hinaan terhadap dirinya.
- Gunakan pendekatan empati, Manfaatkan kepekaan emosional sikecil jika melakukan pelanggaran dan sukar diberi pengertian, misalnya "Kalau kamu nakal Ibu dan Bapak sedih sekali".
- Beri Penjelasan, Gunakan penjelasan sederhana yang mudah dimengerti oleh sikecil.
- Hindari Hukuman Fisik, Sebisa mungkin hindari hukuman fisik, namun jika terpaksa sekali harus menggunakannya , pilihlah yang paling ringan, selain itu waspadalah terhadap dorongan rasa marah dari dalam diri anda sendiri, sebab biasanya tanpa sadar hukuman yang anda berikan lebih berat dari yang seharusnya karena dorongan rasa marah dan jengkel , bukan beratnya kesalahan sikecil.
- Jangan Menghukum di depan Orang Banyak, Hindari menghukum Si kecil didepan banyak orang karena bisa membuat dia terhina, lebih baik anda membawanya ketempat sepi lalu mengajaknya bicara baik-baik.
- Hindari Hukukman Psikologis, Hati-hati dengan hukuman psikologis berupa " pengurangan" kasih sayang, sebaiknya anda tidak melakukan ini terhap sikecil karena dapat memperparah sensitifitas (kepekaan perasaan)nya lebih jauh lagi, bahkan dapat merusak kepribadiannya.
- Beri Motivasi, Jangan bosan memberi motivasi setiap kali anda mengoreksi tindakannya, katakan bahwa anda yakin, lain kali ia dapat berbuat lebih baik.
- Konsisten dan luwes Bersikaplah konsisten , bukan kaku, baik dalam menerapkan peraturan , memberi hukuman atau memberi penghargaan.
- Beri Teguran, Jika anda mulai jengkel dan merasa akan meledak lantaran sikecil tidak menurut katakan saja ibu sedang jengkel dan tidak ingin bicara dulu sambil meninggalkan ruangan.
- Tunggu sampai Reda, Bila Si kecil terlanjur marah atau mogok sebaiknya anda tidak langsung membujuknya saat itu juga, ini akan memperlambat proses desentivasi (pengurangan sifat perasanya)tunggulah sampai marah/mogoknya berkurang kemudian ajak bicara.
- Beri Sentuhan Kasih Sayang, Jangan lupakan kekuatan magis sentuhan, jika anda hendak mengoreksi kesalahan sikecil, bawalah ia kepangkuan anda, sambil bicara gemgam tangannya atau peluklah dia, biarkanlah si kecil merasakan bahwa anda mengoreksi tindakannya karena mencitainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar